Rabu, 29 November 2017

TIGA BISNIS BERSISTEM


TIGA BISNIS BERSISTEM :

Ada 3 macam bisnis bersistem yg termasuk di kuadran B (Business Owner) dan bisa memberi kita penghasilan pasif. Jika kita bisa membangun salah satunya sehingga memberi penghasilan besar, maka kita bisa pensiun dini dan anak keturunan kita akan menikmati hasil bisnis yg kita bangun. Kita tidak mewariskan harta atau uang yg bisa habis, tetapi mewariskan SUMBER UANG yang tidak pernah habis.

1. Korporasi atau konglomerasi. Jaman dulu, hanya ini bisnis yg disebut sebagai bisnis bersistem. Korporasi adalah bisnis besar dengan jaringan yg rumit didalamnya. Sedang konglomerasi adalah sekumpulan korporasi. Disini, sistemnya diperoleh dg cara dibangun. Butuh modal besar dan keahlian yang tinggi dan waktu yang lama untuk membangunnya. Khususnya di perusahaan yang pertama. Jika sistemnya sudah terbangun dan sudah autopilot, si pemilik bisa membangun bisnis lain dan menduplikasikan sistem tersebut di bisnisnya yg baru. Begitu seterusnya sehingga bisa memiliki puluhan bisnis seperti pak Rennier Latief

2. Waralaba atau franchise, yaitu jaringan bisnis sejenis. Ada jaringan restoran, jaringan toko pengecer dsb. Sistemnya diperoleh dg cara membeli kepada pihak yg membuat sistem. Tentu butuh modal besar dan resikonya juga sesuai dg modal. Untuk memiliki sebuah gerai waralaba atau franchise tidak perlu keahlian. Yg penting punya uang.

3. Networking atau Personal Franchise yaitu jaringan konsumen atau jaringan pebisnis perorangan. Sistemnya diberikan secara gratis oleh perusahaan mitra dan kita tinggal memakainya. Tidak membutuhkan modal besar atau keahlian krn ada bimbingan. Bisa dikerjakan paroh waktu sehingga selama kita membangun bisnis/ aset, tidak ada perubahan penghasilan. Yang terpenting adalah Anda mengerjakannya secara serius sesuai sistemnya. Jika mengerjakan dengan cara Anda sendiri biasanya tidak berhasil.

Robert T Kiyosaki dalam buku Cashflow Quadrant yg saya baca tahun 2000 mengatakan : "Bagi Anda yg tidak memiliki modal, tidak berani mengambil resiko, tidak memiliki keahlian dan sangat sibuk, satu satunya cara menjadi Business Owner adalah dengan menjalankan bisnis Networking".




KORPORASI DAN KONGLOMERASI :

Korporasi adalah bisnis besar, sedang konglomerasi adalah jaringan korporasi. Dahulu, yang disebut bisnis bersistem itu ya cuma bisnis besar ini. Biasanya dimulai dengan seorang muda yg berambisi dan membangun sebuah bisnis. Kemudian dia jatuh bangun membangun sistem di bisnis itu sehingga bisnisnya bisa autopilot alias jalan sendiri tanpa campur tangan Anda. Kemudian dia membangun bisnis yang lain, menduplikasikan sistemnya disana dan membangun yang lain sampai akhirnya memiliki banyak perusahaan yg autopilot. Andapun menjadi Business Owner yang bisa menikmati waktu dan kekayaan Anda.

Jika Anda masih cukup muda dan memiliki keahlian bisnis, saya anjurkan utk membangun korporasi. Mula mula Anda mendirikan bisnis, kemudian membangun bisnis itu dengan membangun sistemnya sambil tetap hidup sederhana (menunda kenyamanan). Jika sistem Anda sdh jadi, maka Anda tinggal membangun bisnis yg lain dan begitu seterusnya sehingga memiliki jaringan banyak bisnis.

Menurut Robert T Kiyosaki, dibutuhkan waktu 20-30 tahun utk membangun sistem, dan perlu bangkrut 2-3 kali dulu.

Pilihan lain seperti yang dilakukan pak Rennier Latif, mantan pemilik Lapindo Brantas sebelum dijual ke grup Bakri. Beliau membangun bisnis, kemudian belajar membangun jaringan dan sistem di sebuah bisnis networking. Sambil membangun bisnis networkingnya,  beliau menerapkan keahliannya itu ke bisnis konvensionalnya dan sekarang sudah memiliki lebih dari 50 bisnis. Beliau menjadi Trained Entrepreneur atau entrepreneur terlatih.



WARALABA :

Waralaba adalah sebuah sistem bisnis, dimana ada seseorang yg membangun sebuah bisnis. Kemudian dia membangun sistemnya sehingga siapapun yg mengerjakan bisnis itu ditempat lain, bisnisnya akan tetap berjalan dengan baik. Kalau Anda datang ke MC Donald atau toko Indomaret, maka Anda akan menjumpai anak anak muda yg bukan ahli manajemen. Tetapi mereka bisa menjalankan restoran atau toko nyaris tanpa seorang pengawas yg memelototi kerja mereka. Sistem sudah membuat mereka bekerja seperti mesin demi kepentingan pembuat sistem. Siapapun yg memiliki uang bisa membeli franchise atau hak berbisnisnya. Modal atau biaya pembangunan bisnis ditanggung yg meminta waralaba. Perusahaan induk hanya menyediakan sistem.

Bisnis ini berawal dari Mc Donald yg dikembangkan oleh Ray Kroc (Anda bisa menonton film THE FOUNDERS). Kemudian bermunculan bisnis waralaba. Kondisi ini tidak disukai oleh para pebisnis besar yg merasa bahwa tidak seharusnya sebuah sistem itu bisa diperjual belikan. Sehingga seseorang tanpa pengalaman bisnis, tiba tiba bisa memiliki sebuah usaha besar.  Seharusnya sistem itu dibangun oleh pebisnis dan dinikmati oleh orang yg membangun.

Sempat ada tuntutan ke Konggres Amerika agar sistem waralaba dilarang karena dianggap tidak adil pada mereka yg berjuang jatuh bangun membangun bisnisnya. Tidak sesuai dengan semangat Amerika. Konggres mengambil suara dan yg setuju waralaba menang dengan angka tipis. Bayangkan jika sistem waralaba ini dilarang krn sekarang ini, apapun di waralabakan.

Jika anda memiliki uang, maka sebaiknya Anda membeli sebuah gerai waralaba. Apa yg diperoleh tergantung jumlah uang yg Anda miliki. Jika ingin memiliki mini market, dengan modal 1- 2 milyar akan mendapat penghasilan antara 8 -10 juta (data bbrp tahun lalu). Anda tidak membutuhkan keahlian apa apa krn semua sdh ada sistemnya. Sayangnya di Indonesia banyak waralaba lokal yg sistemnya belum terbukti kuat sudah di waralabakan. Sehingga tidak sedikit waralaba yg bangkrut.

Di negara maju, hanya bisnis yg sudah terbukti selama 5 tahun memiliki cabang dan semua bisa jalan yang boleh di waralabakan.



NETWORKING

Bisnis Networking adalah jaringan konsumen loyal. Dasarnya adalah sebuah sistem dagang yang disebut PROSUMEN. Yaitu penjualan dari produsen langsung ke konsumen. Tanpa melewati rantai distribusi seperti grosir dan retail atau toko. Jika selama ini kita membeli produk di supermarket, maka pelaku networking akan membeli produk di tokonya mitra. Kemudian dia mengajak orang lain untuk juga membeli produk di toko mitra itu. Dia mendapat bonus sekitar 10% dari jumlah omset yg dihasilkan oleh grup yg dibangun sesuai sistem. Selama orang itu belanja maka dia akan terus mendapat bonus itu. Kemudian orang yg puas dengan produknya itu juga akan mengajak orang lain. Begitu seterusnya bisnis berkembang dari mulut ke mulut. Di Amerika Serikat, 20% dari milyardernya berasal dari bisnis networking ini.

Bisnis networking merupakan pengembangan konsep prosumen, diawali dengan direct selling atau penjualan langsung, kemudian berkembang menjadi Multi Level Marketing atau MLM dan terakhir menjadi Network Marketing atau Networking.

Yang menarik dari bisnis networking adalah terbuka untuk semua orang tanpa kecuali. Asal orang itu mau belajar utk bisa menerapkan sistemnya. Maka sistem itu yg nantinya akan bekerja melindungi aset anda. Karena semua orang bisa masuk dengan mudah tanpa syarat apapun, maka jauh lebih banyak yg kemudian tidak mengerjakan dibanding mereka yg mengerjakan.

Bisnis Networking ini akan saya ulas lebih banyak, karena bisnis ini merupakan satu satunya kesempatan bagi orang seperti saya dulu (tidak punya keahlian bisnis, tidak punya modal dan usia sudah pertengahan dg tanggungan banyak sehingga tidak berani ambil resiko bangkrut).

Kabar buruknya, Anda hanya bisa bergabung dg sebuah bisnis networking jika ada orang yg mengajak Anda. Akibat perjalanan dari mulut ke mulut itulah, bisnis networking menjadi sosok yg menakutkan bagi sebagian besar orang, karena kita lebih banyak mendengar informasinya dari ORANG YG GAGAL.

Bisnis networking selalu berhubungan dengan sebuah produk. Jika tidak ada produk, hanya memainkan uang dalam sebuah sistem tertentu, maka itu disebut permainan uang atau money game. Di banyak negara, money game dinyatakan illegal. Tetapi di Indonesia masih banyak yang melakukan praktek money game dengan segala macam bungkus.
STATISTIK

BKPM nya Amerika mengeluarkan sebuah statistik yg menarik. Dari 100 bisnis yg didirikan, 
hanya 1 yg masih tersisa setelah 10 tahun. Pemilik bisnis yg tersisa itu biasanya sdh mengalami kebangkrutan sebelumnya. Artinya kalau Anda orang yg baru pertama kali membuka bisnis, hampir 100% bangkrut.

Di bisnis networking, dikatakan 100% predictable atau 100% bisa diprediksi. Jika kita serius mengerjakan dan mengikuti sistemnya maka akan berhasil. Jika tidak mengikuti sistemnya maka akan gagal. Jika tidak serius ya pasti akan gagal. Bisnis networking di desain sebagai bisnis part time. Tetapi bukan berarti boleh dikerjakan hanya jika sempat. Kita perlu menyediakan waktu dan perhatian penuh kepada bisnis ini. Banyak bisnis networking bagus yg bisa mengubah kehidupan seseorang, termasuk saya. Tetapi tentu lebih banyak lagi bisnis networking yang tidak bagus dan berbau money game. Karena itu kita perlu berhati hati dalam memilihnya. Bacalah banyak buku tentang hal ini, dan jangan mengambil ilmu hanya dari internet.

Besok akan kita lanjutkan dengan bab yang lebih menarik yaitu  BELAJAR DI KUADRAN B.  Masih dalam materi tentang Jaringan dan Bisnis.

Selamat malam 🙏🙏



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.